Arsitektur Museum Pos Indonesia Telah Menghipnotis Para Pengunjung

Patung Diorama yang menggambarkan kegiatan pengantaran surat jaman dulu
(Dok. Larassati ) 

Bandung - Pintu jeruji salah satu museum tertua di Kota Bandung tetap berdiri kokoh hingga kini, Museum Pos Indonesia Jalan Cilaki No. 73 Kota Bandung, Senin ( 24/10 ).

Museum Pos Indonesia merupakan salah satu museum bersejarah di Kota Bandung yang di dirikan oleh seorang arsitek Leutdsgebouwdienst dan J. Berger pada tahun 1933. Museum ini terletak di sebelah barat Kantor Gubernur Jawa Barat atau sering kita kenal dengan sebutan Gedung Sate. Ciri khas dari museum ini adalah arsitektur yang masih tidak berubah sejak jaman Hindia Belanda.

Pintu keluar Museum Kantor Pos ( Dok. Larassati )

Pengelola Museum Pos Indonesia, Deny memaparkan `` Keunikan museum ini ada pada arstitekturnya yang masih tetap terjaga keasliannya, museum ini gak ada perubahan seperti museum lain yang menggunakan teknologi terbaru melainkan masih tradisional dan klasik sehingga banyak menarik para pengunjung untuk datang kesini,biasanya sampai kurang lebih 500 orang, kebanyakan yang kesini para pelajar ada juga dari mancanegara, ujarnya ``.

Dibalik kisahnya yang tidak kalah mistis dengan Museum Fatahillah Jakarta, Museum Pos Indonesia sampai saat ini selalu menjadi tempat wisata sejarah bagi para pelancong dari berbagai kalangan mulai anak - anak hingga dewasa, terutama para kolektor prangko atau sering disebut filatelis.

Saat ditemui  tadi siang di salah satu lorong Museum Pos Indonesia Tedy berdiri seorang diri, dia terlihat serius melihat satu persatu koleksi yang ada karena menurutnya banyak sekali perubahan.

`` Saya menghilangkan rasa jenuh, jadi pengen main - main aja, ada banyak perubahan ya, disini masih tetep ada tapi ada juga yang dihilangkan, kalau dulu masuk itu luas, kaya prangko - pranko filateli itu lengkap, tapi menurut saya sekarang ada yang di kurangin , kata tedy ``.


Suasananya yang sepi dan perbedaan suhu udara yang dingin ketika memasuki turunan anak tangga menuju ke lantai bawah tanah di Museum Pos Indonesia seolah menarik pengunjung masuk ke dalam dimensi lain dimana lantai bawah tanah ini pengunjung akan disajikan koleksi ribuan perangko dari masa kemasa yang berasal dari seluruh dunia dan menjadi bagian sejarah komunikasi khusunya di indonesia. Selain itu, beberapa pakaian dinas serta atribut petugas pos berjejer dengan rapih dalam dinding kaca, benda-benda seperti timbangan surat dan sepeda pak pos juga dapat kita lihat di Museum penuh sejarah ini. Tidak hanya perangko dan surat-surat saja yang ada di Museum Pos Indonesia, di bagian lain pengunjung juga akan merasakan suasana mistis dimana disalah satu sudutnya terdapat patung diorama yang memperlihatkan adegan Pak Pos sedang mengantarkan surat kepada para warga.

Selain sebagai tempat wisata sejarah Museum Pos Indonesia juga lebih banyak digunakan sebagai tempat wisata edukatif bagi para pelajar dimana mereka datang untuk tujuan tertentu yaitu memenuhi tugas sekolah.

`` Saya kesini bersama teman - teman saya karena kebetulan ada tugas sekolah, saya terinspirasi dari teman saya yang sebelumnya sudah berkunjung kesini, dan menurut saya disini lengkap untuk memenuhi tugas saya``ujar desi seorang pelajar dari SMAN 12 Kota Bandung.

Di sudut berbeda terdapat ruangan yang memamerkan beberapa sepeda ontel sebagai awal sejarah cara pengiriman surat di Indonesia, lalu kemudian di suguhkan dengan deretan aneka kotak pos dari bentuk dan tahun yang berbeda, disana juga terdapat ruangan yang memamerkan surat emas dimana surat - surat tersebut memiliki nilai sejarah perkembangan surat di tanah air. Melalui peninggalan surat-surat ini, kita bisa melihat cara komunikasi para raja di nusantara dengan para penjajah pada masa itu.

Museum ini juga mempunyai koleksi surat emas yang sebelumnya berada di salah satu museum di Inggris, umur surat ini diperkirakan sudah mencapai ratusan tahun. Surat-surat berharga raja-raja nusantara yang dipamerkan ditujukan untuk Gubernur-Jenderal Inggris Thomas Stamford Bingley Raffles. 

Diruangan terpisah museum ini menampilkan ribuan koleksi prangko dari berbagai penjuru dunia mulai dari jaman kolonial Belanda. 

Dela, 25 tahun, mengatakan`` Yang menarik bagi saya adalah bangunan nya dari mulai bagian depan seperti bangunan jaman Belanda, saat masuk layaknya seperti museum di sambut dengan gambar - gambar yang di susun dari pranko pranko yang dibentuk suatu gambar, ada peta kode pos indonesia, selain itu juga saya jadi tau sejarah museum dari jaman dulu sampe sekarang itu kaya gimana.

Saran saya bisa di sosialisasikan lebih lanjut lagi seperti di mall atau daerah alun2 yang biasa orang sering dateng, biar yang tadinya ga tau ada museum ini jadi tau dan lebih tertarik untuk dateng soalnya kan sayang kalau ada museum gini, sebenernya menarik kalau kita kunjungi, ujarnya``.

Jadi buat siapapun yang ingin berkunjung ke museum ini sangat kami sarankan karena selain masuk ke museum ini gratis tanpa biaya, berkunjung ke museum ini juga akan memberikan kita kilas balik untuk mengingat sejarah penting tentang awal mula perkembangan komunikasi terutama di Indonesia dan kehidupan pos pada zaman dahulu. Museum ini terbuka untuk umum, dari hari Senin pukul 09. 00 WIB hingga pukul 16. 00 WIB dan hari Sabtu mulai pukul 09. 00 WIB hingga pukul 13. 00 WIB.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ASSALAMUALAIKUM BEIJING

Alat Peraga Kampanye yang Terpasang di Pohon