ASSALAMUALAIKUM BEIJING

PROFILE FILM 


Film `` Assalamualaikum Beijing `` merupakan sebuah drama religi yang disutradarai oleh Guntur Soharjanto dan diangkat dari sebuah novel dengan judul yang sama karya Asma Nadia . Film yang dirilis pada 30 Desember 2014 ini berlatar di dua negara yaitu Indonesia dan China. Yang menarik dari film ini adalah visualisasinya yang berani yang menyatukan tiga cerita Islam, Indonesia, dan China. Film Assalamualaikum Beijing juga menjadi salah satu dari tujuh film terlaris tahun 2014-2015.



Judul Film                : Assalamu’alaikum Beijing

Sutradara                 : Guntur Soeharjanto

Penulis Naskah        : Alim Sudio

Musik                        : Moving On

Tanggal Rilis             : 30 Desember 2014

Genre                        : Drama Roman Religi

 Pemeran :

 1.       Revalina S. Temat sebagai Asmara

Asmara adalah karakter utama film ini `` Assalamu`alaikum Beijing ``. Dia memainkan peran sebagai seorang gadis yang patah hati karena pernikahannya dengan pacarnya yang selingkuh dibatalkan, dan memutuskan untuk menerima tawaran pekerjaan di Beijing. Asmara bekerja sebagai jurnalis di Beijing, Cina. Sejak awal film , sosok Asmara terlihat kuat dalam menghayati kaidah dan nilai ajaran Islam.

Hal ini setidaknya terlihat dari perannya yang masih tidak mau berhubungan dengan laki-laki yang tidak bisa menjadi Mahrim. Ia juga mengajarkan Islam kepada Zhong Wen yang diperankan oleh Morgan Oey yang berpindah agama menjadi mualaf di akhir film.

2. Morgan Oey sebagai Zhong Wen




Zhong Wen adalah seorang pemuda yang sedang jatuh cinta. Selama tinggal di Cina, ia bekerja sebagai pemandu wisata Asmara selama di China . Zhong Wen digambarkan sebagai pemuda yang protagonis. Dalam film ini, Zhong Wen masih belum percaya akan keberadaan agama. Namun saat bertemu Asmara, ia akhirnya memutuskan masuk Islam.

3. Laudya Cynthia Bella sebagai Sekar



 

 

 

 


Sekar merupakan tokoh yang menjadi sahabat Asmara. Sekar dalam film ini adalah seorang perempuan dengan karakter yang banyak bicara dan ceria, dia juga menjadi karakter yang sangat kuat. Meskipun dia banyak bicara, dia sangat sensitif terhadap teman-teman Asma dan memiliki empati . Sekar selalu membantu Asma saat dia jatuh sakit di Beijing.

 4. Deddy Mahendra Desta sebagai Ridwan



  

Ridwan merupakan sosok yang menjadi suami Sekar. Ridwan dalam film ini memiliki kepribadian yang sangat bertolak belakang dengan Sekar. Ridwan cenderung tegas, dan memiliki latar belakang agama yang kuat.

5. Ibnu Jamil sebagai Dewa


 

Dewa adalah sosok yang mematahkan hati Asmara. Dalam karya ini, Dewa digambarkan sebagai tokoh yang menyukai Asmara. 

6. Chyntya Ramlan sebagai Anita

Anita adalah tokoh yang merupakan teman tempat Dewa bekerja dan istri Dewa. Dalam film ini Anita dikisahkan sebagai wanita yang merupakan selingkuhan dari Dewa, namun ia menyadari perbuatannya salah dan akhirnya meminta maaf kepada Asmara.

Tim kreatif produksi film :

1. Produser                            : Yoen k, Ody M H

2. Line Produser                    : Sudiadi Chang

3. Line Produser in China      : Peter Chang, Aheng

4. Distributor                          : Maxima Picture

5. Sutradara                           : Guntur Soeharjanto

6. Penulis Skenario                : Alim Sudio

7. Editor Film                          : Ryan Purwoko

8. Penata Kamera                  : Enggar Budiono

9. Penata Artistik                    : Fransiskus Dede V

10. Perekam Suara                : Enrico

11. Penata Musik                    : Joseph S Djafar

12. Penata Kostum                 : Aldie Harra.

13. Penata Rias                      : Dian Anggraini P

 

SINOPSIS

 

    Semua peristiwa berawal saat menjelang hari pernikahan Asmara (Asma) yang mendapatkan pengakuan mengejutkan dari sang calon suami Dewa, bahwa dia telah menghamili Anita rekan sekantornya sendiri. Asma tentu saja sangat terkejut mendengar kabar tersebut, tapi dia berusaha tegar dan mengikhlaskannya. Akhirnya Dewa pun menikahi Anita.

    Setelah itu, Asma pun pergi ke Beijing untuk merintis karier sebagai novelis dan penulis kolom sastra. Di Kota Tirai Bambu tersebut, Asma disambut sahabatnya yang bernama Sekar bersama Ridwan suaminya. Asma pun akhirnya bekerja pada Koran edisi Bahasa Indonesia terbitan Tiongkok. Kolom yang ditulisnya “Assalamu’alaikum Beijing” cepat digemari dan menjadi kolom yang selalu dinantikan pembaca Koran.

    Disela kesibukan mencari inspirasi dan sumber tulisan di Beijing, suatu hari, Asma bertemu dengan seorang pemuda lokal bernama Zhong-Wen di sebuah bus. Pertemuan itu pun berlanjut dan semakin dekat, pemuda tersebut memanggil Asma dengan panggilan Ashima, hal ini karena Zhong-Wen terkenang legenda di daerahnya. Akan tetapi, saat hubungan mereka semakin akrab, tiba-tiba saja Dewa yang sedang membaca Koran mendapati tulisan Asma ”Assalamu’alaikum Beijing”. Karena cintanya yang besar dan  tetap terjaga untuk Asma, Dewa berniat ingin menceraikan Anita yang telah melahirkan anaknya demi menikahi Asma.

    Ketika Asma dengan Zhong-Wen kian akrab, Dewa hadir dengan menyampaikan niat maksud dan harapannya kepada Asma. Namun, Asma yang sudah terlanjur terluka dan kecewa sudah tidak mau mempedulikan Dewa karena baginya Dewa hanyalah masa lalu yang harusnya dilupakan. Dia tidak mau lagi behubungan apapun dengan Dewa.

    Akan tetapi, Dewa bukan orang yang mudah putus asa, melalui surat yang dititipkannya sebelum akhirnya memutuskan untuk kembali ke Indonesia dia tetap menaruh seluruh harapannya terhadap Asma. Asma yang rencananya akan diajak Zhong-Wen untuk menyaksikan patung Ashima, tiba-tiba mendadak jatuh sakit dan memutuskan untuk kembali ke Jakarta untuk berobat. Dan ternyata Asma mengidap antiphospholipid syndrome (APS) yang terjadi akibat sistem kekebalan tubuh menyerang senyawa lemak tubuh yang disebut fosfolipidAPS itulah yang menyebabkan Asma mengalami stroke.

    Zhong-Wen pun mendapat kabar bahwa Asma telah pulang ke Jakarta karena alasan ada urusan keluarga yang harus diselesaikan. Zhong-Wen pun merasa kesepian, seringkali dia mengenang dan mencari tahu kabar Asma lewat email. Dalam kesendiriannya dia belajar Islam secara mendalam lalu akhirnya mendapat hidayah dan memutuskan untuk menjadi seorang mualaf.

    Disaat bersamaan namun di belahan negara lain ( Indonesia ) Asma stroke tengah menjalani proses penyembuhan dari penyakit strok yang dia alami, lalu Sekar datang menjenguknya dan memberikan semangat kepada Asma agar cepat sembuh. Ketika mereka sedang asik mengobrol untuk melepas rindu tanpa sengaja pembicaraan mereka menyinggung tentang kabar Zhong-Wen.

    Asma tersadar bahwa selama ini dia tidak pernah membuka emailnya. Dengan rasa penasaran yang menggebu, sahabatnya itu (Sekar) membuka email Asma ternyata benar Asma mendapatkan email dari Zhong-Wen, lalu dia membalas pesan email tersebut dengan mengundang Zhong-Wen untuk datang ke Indonesia.

    Zhong-Wen akhirnya datang ke rumah Asma bersama Ridwan yang secara kebetulan Dewa juga datang pada saat yang sama. Waktu itu penyakit Asma kambuh, kali ini penglihatan Asma tiba-tiba tidak bisa melihat lagi, diapun segera dibawa ke rumah sakit. Dokter mengungkap bahwa penglihatan Asma masih bisa diatasi, tetapi dari penyakit tersebut Asma divonis tidak bisa berbicara. Dalam keadaan seperti ini tentunya membuat Asma putus asa akan hubungannya dengan Zhong-Wen.

    Dengan tekad yang kuat Zhong-Wen berkeinginan untuk menjadikan Asma sebagai istrinya karena baginya Asma adalah jembatan baginya menemukan cahaya dan dia sangat mencintai Asma. Tak lama pernikahan pun dilaksanakan, Asma ikut kembali ke Beijing dengan status barunya sebagai istri Zhong-Wen. Mereka pun akhirnya mengunjungi patung Ashima yang dulu sempat tertunda. Mereka datang ke patung Ashima dengan penuh kebahagiaan sebagai pasangan suami istri, dan tak lama Asma mengandung anak dari Zhong-Wen yang tentunya sangat mereka harapkan.

  

ANALISIS :

 "Assalamualaikum Beijing" adalah film yang rilis pada tahun 2014 yang menghadirkan kisah yang menyentuh tentang perjalanan seorang wanita Muslim, Asma (diperankan oleh Revalina S. Temat), dalam mencari makna cinta dan identitasnya di tengah-tengah perbedaan budaya antara Beijing dan Indonesia.

Film ini mengambil latar belakang yang menarik dengan memperlihatkan kehidupan di Beijing, Tiongkok, yang berbeda dari budaya Indonesia. Melalui perjalanan Asma, penonton dibawa pada perjalanan emosional yang melibatkan kehidupan, cinta, pengorbanan, dan pencarian akan tujuan hidup.

Pemeran utama, Asma, diperankan dengan penuh kekuatan emosional oleh aktris yang memukau. Di film ini Asma, seorang perempuan yang berusaha untuk mempertahankan nilai-nilai agama dan tradisi dalam kehidupan modern, mengalami banyak konflik batin saat dia mencoba menemukan tempatnya di dunia yang berbeda-beda ini. Film ini menyoroti bagaimana seorang individu menjaga identitasnya di tengah arus modernisasi yang terus berkembang.

Dalam film ini juga begitu banyak Kutipan-kutipan indah yang dihadirkan oleh sutradara melalui perkataan karakter dan terasa membekas dalam ingatan penonton.

 

“Jika tak kau temukan cinta, biarkan cinta yang menemukanmu”
― Asma Nadia, Assalamualaikum, Beijing!

“Cinta sempurna itu ada, dan tak perlu fisik sempurna untuk bisa memiliki kisah cinta yang sempurna.”

― Asma Nadia, Assalamualaikum, Beijing!

“Cinta ada melalui serangkaian proses perkenalan, adaptasi, kesamaan selera, kebersamaan melewati berbagai ujian, yang kesemuanya mensyaratkan tahapan dan waktu”
― Asma Nadia, Assalamualaikum, Beijing!

Beriringan dengan kalimat-kalimat penuh makna, banyak sekali nilai dalam film ini yang disampaikan tanpa menggurui. Soal adab pergaulan muslim dan muslimah, tentang kesabaran, kesetiaan, cinta, perjuangan dan kedekatan pada Allah SWT, semua dikemas menjadi sesuatu yang menyenangkan saat menonton.

Dari segi sinematografi, film ini menawarkan pemandangan yang memukau dari Beijing dan Indonesia, memperlihatkan keindahan budaya dan lanskap keduanya. Meskipun dalam beberapa aspek ceritanya bisa terasa konvensional, namun pesan moral yang disampaikan tetap kuat. Film ini memberikan sudut pandang yang mengharukan tentang bagaimana seseorang berjuang untuk tetap teguh pada nilai-nilai yang diyakininya.

Tujuan dari film 'Assalamualaikum Beijing' adalah untuk menyajikan dakwah dalam panggung yang lebih besar, karena film dapat menjadi media pembelajaran keluarga, dan melalui film `` Assalamu Alaikum Beijing'' berharap hal tersebut dapat terwujud  sebagai momen terindah dari keluarga untuk dilihat segala usia. 

KESIMPULAN 

"Assalamualaikum Beijing" adalah film yang menyentuh, dengan pesan universal tentang cinta, keluarga, dan pengorbanan. Bagi penonton yang menyukai cerita tentang perjalanan spiritual dan pencarian identitas diri, film ini bisa memberikan pengalaman yang mendalam.

Film "Assalamualaikum Beijing" menggambarkan perjalanan yang menginspirasi tentang bagaimana karakter-karakter berinteraksi dan berkomunikasi di tengah tantangan komunikasi lintas budaya. Melalui proses ini, film ini menyampaikan pesan tentang pentingnya pemahaman, toleransi, dan kerja sama di antara budaya yang berbeda untuk mencapai keselarasan dan harmoni.

Dalam film "Assalamualaikum Beijing", terdapat berbagai fungsi, tujuan, dan hambatan dalam komunikasi lintas budaya yang tercermin dari hubungan antara karakter-karakter utama, serta latar belakang budaya yang berbeda antara Beijing dan Indonesia.

1. Fungsi Komunikasi Lintas Budaya:

Pertukaran Informasi dan Nilai

Film ini menggambarkan bagaimana komunikasi menjadi sarana untuk pertukaran informasi dan nilai-nilai budaya antara karakter-karakter dari budaya Tiongkok dan Indonesia.

Pembentukan Identitas

Karakter Fatima berada dalam proses membentuk identitasnya di tengah perbedaan budaya yang signifikan, yang tercermin dalam cara dia berkomunikasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.

Pemecahan Miskonsepsi

Film menyoroti hambatan komunikasi yang mungkin timbul akibat perbedaan bahasa, budaya, dan norma sosial, dan bagaimana karakter berusaha untuk memahami dan mengatasi miskonsepsi tersebut.

 

2. Tujuan Komunikasi Lintas Budaya:

Pemahaman dan Toleransi Antarbudaya

Salah satu tujuan utama komunikasi lintas budaya dalam film ini adalah untuk meningkatkan pemahaman antara budaya yang berbeda dan memupuk toleransi di antara mereka.

Penyesuaian dan Integrasi

Komunikasi di film ini juga bertujuan untuk menunjukkan bagaimana karakter berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan membangun integrasi budaya.

Pencarian Persamaan dan Harmoni

Komunikasi juga berperan dalam mencari persamaan nilai dan harapan di antara budaya yang berbeda untuk menciptakan harmoni di tengah perbedaan.


3. Hambatan Komunikasi Lintas Budaya:

Perbedaan Bahasa

Salah satu hambatan utama adalah perbedaan bahasa yang dapat menyebabkan kesalahpahaman dan miskomunikasi antar karakter.

Perbedaan Norma dan Nilai

Norma sosial dan nilai-nilai budaya yang berbeda antara Beijing dan Indonesia menjadi hambatan dalam memahami satu sama lain.

Stereotip dan Prasangka

Adanya stereotip dan prasangka terhadap budaya lain juga menjadi hambatan dalam membangun komunikasi yang efektif.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Arsitektur Museum Pos Indonesia Telah Menghipnotis Para Pengunjung

Alat Peraga Kampanye yang Terpasang di Pohon